Awkward banget deh kalau kamu...

1. Mutusin pacar di tempat umum, apalagi dengan alasan yang tidak wajar serta tanpa menyediaan tissue terus dia yang kamu putusin jadi nangis dan bikin malu depan orang banyak.  Bagaimanapun kamu telah menyakiti hati orang yang sudah dengan tulus mencintaimu.

2. Mutusin pacar lewat telepon, apalagi setelah berbulan-bulan menjadi bulan-bulanan seperti ditelan bumi ngga ngasi kabar, ngga nelpon, ngga email, ngga whatsap, ngga ym, ngga ng-line, ngga sms, dll. seakan-akan kamu adalah Pahlawan LDR yang tiba-tiba kamu nongol dan ngasi surpriiiisee...... "Hi Dear, I Break You Up! Thanks and Bye!" Yah, meski aslinya tidak sesingkat ini, ada pidato panjang yang kamu sampaikan sebelum kamu mutusin dia. (Jadi ingat serial How I Met Your Mother (tahun 2005) dimana Ted bilang "Oh, you are awesome, but....")  UMMMMKAAAAYYYY!!!!! Bagaimanapun kamu telah menyakiti hati orang yang setengah mati mencintai dan setia sama kamu.

3. Mutusin pacar setelah orang tua kedua belah pihak tahu dan mulai berpikir serta merencanakan kelanjutan hubungan kalian (mis.PERNIKAHAN), apalagi setelah kamu menjadi drama queen yang berakting sangat hebat dengan mengatakan iya kamu sayang dia, cinta dia, di depan dia dan di depan banyak orang tapi sesungguhnya WTH dengan yang ada di dalam hatimu dan apa yang kamu lakukan di belakangnya. Kamu ngga ikut kata hatimu. Kamu berboong. Meski kamu memikirkan perasaannya atau perasaan keluarga besar kalian, tapi kamu telah berbohong. Bagaimanapun kamu telah memupuskan harapan banyak orang yang telah mereka gantungkan kepada kamu. Pastilah mereka merasa kecewa.

Well, aku turut prihatin kepada orang-orang yang seperti itu, tidak bisa menjaga perasaan dan kepercayaan yang telah mereka peroleh dari orang yang mencintainya setulus hati. Tapi apakah keputusan untuk memutusin pacar itu salah?

Apakah itu salah? Um, I don't think so 
Ku pikir semua terjadi karena sebuah alasan yang tidak bisa disalahkan begitu saja. Alasan itu bahkan bisa diperkuat dengan anak alasan-anak alasan berikutnya. Mungkin karena merasa nggak cocok, karena kamu merasa kurang pantes buat dia, atau sebaliknya dia kurang pantes buat kamu, karena merasa kalian ngga jodoh therefor HE terminate you relationship!  Bagaimana kamu menjamin bahwa keinginanmu lebih baik dibanding keinginan Tuhan? Bukankah Tuhan sedang menyelamatkanmu dari hubungan yang kurang berkualitas itu sebelum kau melanjutkannya ke tingkat yang lebih serius dan akhirnya menyesal di kemudian hari karena menikah dengan orang yang tidak benar-benar kamu cintai, dengan orang yang salah? You must be grateful because you broke with him/her!

Peran Komunikasi 
Mau putus, mau jadian, mau langgeng, KOMUNIKASI ITU PENTING. Meski kadang tidak mudah untuk mengkomunikasikannya dari hati ke hati. Damn, saya tidak sedang berusaha menjadi Psikolog Cinta ya :P

Tapi kalau iya kamu mau mutusin dia, kalau mau bicara, carilah waktu yang tepat. Well, you know what I mean. Jangan di hari ulang tahunnya, jangan di jam kuliah, jangan pas lagi mabuk, jangan juga pas dia lagi SIBUK, pas kalian lagi emosian. Kamu ngga bisa berpikir jernih dalam kondisi pikiran atau suasa hati yang kacau, dear.

Pakai cara yang tepat. Bagi orang yang berpendidikan tinggi atau yang pinter ngomong mungkin (MUNGKIN LO YA!!!) dia bisa mutusin pacarnya dengan bahasa yang lebih santun, terstruktur, mudah dipahami, tidak terdengar mengada-ngada, dan dengan gaya yang cool. Yah, COOL and can be accepted easily by the victim (WTH -.-)

Jika dilakukan dengan terencana, maka ku pikir dampak negatif dari penyampaian isi hati-yang berpotensi membuat orang lain sakit hati atau bunuh diri (busyet ekstrim bgt) dapat diminimalisir. Ini beda dengan pembunuhan berencana. Ini "pemutusan berencana", yang kamu yakini memiliki prognosis yang lebih baik dibanding kamu coba terus untuk mempertahankan hubungan kalian tapi dengan kualitas yang "nggak banget". Dan karena ini pemutusan yang berencaba, so think before you say! Think twice, a hundreds, or even more. Don't hurt somebody's feeling too much!

Sama seperti keterampilan ilmu komunikasi kedokteran, breaking bad news. Pakai formula burger. Roti yang empuk paling atas dan paling bawah. Jadi sisipin klaimat motivasi yang ngga bikin dia bunuh diri-setelah kamu mutusin dia di awal dan di akhir pembicaraanmu. Jangan mengada-ngada, apa yang membuatmu pernah jadian sama dia adalah suatu fakta bahwa dia bukan orang biasa, dia spesial karena pernah memenangkan hatimu (ya, kan?). Dan fakta yang membuat kamu ilfeel sama dia, atau mungkin tidak ilfeel hanya saja kamu harus memutuskan hubunganmu dengan dia, fakta-fakta ini bisa kamu sisipin di tengah pembicaraan kalian. FAKTA! NGGAK DIBUAT-BUAT, RASIONAL, DAN JUJUR. 

Kalo sekali kamu mencoba untuk bilang putus tapi ngga berhasil, pause, coba ulang cari moment yang tepat untuk bilang putus.

BELAJAR MENYAMPAIKAN KEBENARAN TANPA NYAKITIN HATI ORANG LAIN. Kalau kata Bu Ima, dosen Psikologi saya, ini yang namanya pembicaraan "dari hati ke hati" :) 

Ada Benih, Ada Hasil.
Kita menyebutnya sebagai hukum karma. Terserah sudut pandangmu mau kayak gimana semasih kamu berada dalam your comfort zone and you know the consequences of your decision. 

Kamu udah mikir kan sebelumnya, jangan sampai kamu nyesel di kemudian hari. Dan jangan juga mau diajakin balikan LAGI, kamu kan UDAH MIKIR sebelumnya. Ini namanya bersikap dewasa, komitmen! Kau nggak, kamu nggak punya harga diri, dan kamu juga jahat karena kamu ngga ngasi kesempatan buat dia belajar tentang kekeliruannya, membiarkannya hidup dengan Obsessive Compulsive Disorder (nyakitin kamu lagi, diputusin kamu lagi, nyajakin baik lagi, nyakitin kamu lagi, diputusin kamu lagi, nyajakin baik lagi, dst.) See?

Yah, selalu ada pelajaran dari setiap kejadian yang kita alami. Saya lupa siapa, tapi ada tokoh yang pernah bilang, kurang lebih seperti ini: "Kita tidak salah untuk melakukan sebuah kesalahan. Dari kesalahan itulah kita bisa belajar." 
As we do with all mistakes, we can and should learn from even the worst relationships—perhaps especially the worst ones! Failed relationship doesn't mean that you're a failure too :)

Remember,

an "ex" is called an "ex" because 

it's an EXample 

if what you shouldn't have again 

in the future. 




That's all postingan saya di sela-sela KKR. Yah, semoga make a sense. Abisnya saya ngga bisa nyimpen unek-unek dalam hati, lama-lama hatinya cirrhosis, sok tegar, sok kuat *smirk*Hey, YOU! Diolas katarsis itu PENTING ya! Dan saya janji abis ini saya bakal mosting tulisan yang lebih bermakna dibanding sedakar curcol saya ini. (kalo sempet)


Anyway, besok ujian BCS FORENSIK. Good luck! Good night. 

0 Responses

Posting Komentar

Pengikut