9 Maret lagi dan aku melupakannya lagi.

Tak terhitung berapa kali aku melupakannya, karena memang aku jarang bisa mengingatnya. Sadis? No! Hanya saja ada banyak hal yang sedang lalu-lalang di pikiranku sehingga disaat yang bersamaan seharusnya  aku mengingat tanggal penting ini, namun banyak hal itu muncul dan mencemaskanku sehingga aku melupakanmu. Ops… kau mungkin berpikir bahwa ini hanyalah pembelaanku saja, tapi bukannya kau juga melarangku untuk menggunakan reminder karena reminder dapat menurunkan daya ingat otak kita.

Happy birthday Wiranti Bee!

Sahabat yang paling setia, paling dewasa, selalu ada baik dalam keadaan suka maupun duka selalu menyediakan nasehat dan pelukan yang hangat layaknya saudara kandung. Luar biasa. Seorang dari pulau kecil di Nusa Penida sana yang memiliki impian besar untuk menjadi “ORANG BESAR”. Kau mampu membuktikannya.

Dari tahun ke tahun aku melihat perkembangan yang luar biasa dari sosok Wiranti yang kusapa akrab “Bulan”. Bulan sudah ku anggap sebagai adikku sendiri. Haha, seharusnya dia yang menjadi kakakku karena meski usiaku setahun lebih besar darinya namun pemikirannya jauh lebih dewasa dariku. Pengakuan yang serupa diungkapkan oleh ibuku 5 tahun yang lalu.

Yang ku tahu, dia memiliki ayah dan ibu yang sukses menanamkan pondasi karakter mulia kepada anak ketiga dari empat bersaudara ini. Ayah yang hebat dan sederhana. Ibu yang kuat dan teladan. Ya, persis seperti kedua orang-tua ku, orang-tua kami adalah pekerja keras, mereka mempertaruhkan raganya demi pendidikan dan masa depan buah hatinya. Kami berasal dari latar belakang keluarga yang sama, kalangan pendidik, sehingga tentu kesadaran membentuk karakter anak yang baik telah mendarah daging pada kedua orang-tua kami. Bedanya, bila dibandingkan dengan Bulan,  dari sononya aku memang lebih ngga bandel.

Anehnya, dia selalu  menyanjungku dengan segenap kelebihanku yang ia tak punya, setiap tahun pasti ada kalimat seperti ini, 

“Kakak hebat dapet ini…dapet itu…” 

Ya aku tahu memang setiap orang pasti memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing, contoh, aku kelebihan jaringan lemak pada bagian perut, hahaha.  Tapi selidik punya selidik, baru-baru ini aku tahu kenapa dia iri padaku. Karena aku lebih sering beruntung.

Ohya? 
Ku rasa tidak J

Delapan tahun lalu kami pertama kali bertemu dalam sebuah ajang kompetisi pidato bahasa inggris. Dia rivalku. Aku meraih juara 1, dia 2. Mulai saat itu aku sudah tertarik menjalin pertemanan dengan anak  pulau seberang ini. Tampangnya polos, culun, tapi wawasannya luas, terlihat dari gaya bicaranya, bukan seperti anak kelas 1 SMP biasa. Akhirnya kami lebih sering berkomunikasi dan bersahabat.

Tahun berikutnya dia mengikuti lomba serupa, aku menemaninya latihan dan memberi sedikit masukan, memang masukanku mungkin tidak sebanding dengan kakak yang notabene adalah seorang guru bahasa inggris, tapi dia sangat senang akan kehadiranku saat itu. Aneh ya? Hahaha... Dan hari itu adalah ulang tahunku.Usai latihan, dia memberi kejutan. Ya, kado ulang tahun…. dia tahu dan dia ingat bahwa hari itu adalah ulang tahunku. So cute! Boneka kelinci pink dari Bulan. Oh... pink! Dia sangka aku seperti anak perempuan lainnya yang suka boneka PINK. Oh dear, meski demikian, thank you! :)

Dia menang, juara 1. Jadi bisa dibilang dia adalah generasi penerusku, untuk daerahku saat itu. Aku bangga. Dia yang dari desa bisa mengalahkan rival-rivalnya yang dari kota. 

Kami jadi semakin sering berkomunikasi. Kami berbagi tentang apa saja, argumen, sekolah, cita-cita, impian, hobi, curhat, haha banyak hal. Aku menilai bahwa dia adalah sosok yang matang, baik, dan hubungan kami patut dipelihara. Aku selalu merasa bahagia bila berbagi dengannya. Percakapan kami di telepon bisa sampai berjam-jam. Sungguh dia pandai membangun hubungan harmonis yang erat dan menjaga itu. Meski berdasarkan pengakuannya, hal itu hanya ia lakukan pada orang-orang tertentu saja dan tidak menemukan orang-orang tertentu itu dan sesungguhnya dia tidak mudah menjalin persahabatan dengan orang. Akunya begitu.

Saat kelas 3 SMP,  Bulan bercerita bahwa dia ingin melanjutkan sekolah di SMA 2 Semarapura, di Pulau Bali tentunya. Ketika itu sekolah yang dikenal dengan istilah Smandara itu sedang naik daun karena status SNBI-nya. Tentu aku senang karena aku akan lebih sering bertemu dengannya dan mendapat lebih banyak hal-hal positif darinya. Sayang, entah dimana salahnya, padahal kalau dilihat dari riwayat prestasi dan nilai ujian akhir yang tinggi seharusnya dia diterima di sekolah itu namun hal yang membuatnya terpukul dan kecewa, dia tidak lolos.

Mirip ceritaku yang tidak diterima di sekolah negeri karena kesalahan teknis, sebagai sahabat yang setahun lebih dulu masuk SMA, aku mengatakan padanya, 

“Ini bukan kesalahanmu, bukan kamu yang tidak layak masuk sekolah itu tapi sekolah itu yang kurang beruntung tidak mendapatkanmu”.

Konon kata Bulan, kalimatku itu menjadi mantra penyemangat yang memacunya untuk bangun dari keputus-asaan. Dia lalu terus berjuang, belajar, berprestasi, baik di tingkat daerah hingga nasional. Benar, kuncinya adalah tekad yang kuat dan usaha yang tekun. Dan Bulan berhasil. 

Meski tidak aktif lagi sebagai seorang altet, dia mulai menekuni ranah keilmiahan, beberapakali menjuarai kompetisi karya tulis ilmiah, gadis tomboy satu ini juga dipercaya untuk menjadi Ketupat alias Ketua Panitia TCA (Temu Cinta Alam) se-Provinsi Bali, ajang ngumpulnya siswa dan mahasiswa pencinta alam dan  sebagai anak kelas 2 SMA luar biasa! Dia sukses meng-handle event yang juga menghadirkan tokoh-tokoh nasional dan internasional di Pulau Nusa Penida.

Dan apa yang dia lakukan? Dia selalu berusaha menjaga hubungan pertemanan yang akrab dengan orang-orang yang pernah dia kenal. Dia menjadi sahabat bagi banyak orang. Bedanya denganku, aku tipikal orang yang mudah begaul, mudah berteman, tapi lemah dalam menjaga tali persahabatan yang idealnya tidak mengenal keakuan, selalu disirami kasih, pengertian dan perhatian.

Bulan, aku sungguh bersyukur mengenalmu dan menjadi salah satu orang terdekat dalam hidupmu. Kau mengajarkanku banyak hal tentang persahabatan, tentang arti kesetiaan, perjuangan, optimistik, kebersamaan, sungguh ada banyak hal darimu yang tak ku miliki. Jadi ku mohon berhentilah iri terhadap keberuntunganku.

Haha, tahukah kau, kau jauh lebih beruntung dariku. Meski tidak berhasil masuk program studi kedokteran, tapi kau sukses menjadi mahasiswa program studi psikologi yang berprestasi. Baru semester 3 sudah  melakukan sejumlah penelitian psikologi dan menarik perhatian banyak orang dalam sebuah konferensi internasional. Banyak yang sudah kau raih, sayang.
Prestasi dan Prestise. Lanjutkan ! J

Tentu banyak orang yang bersyukur memilikimu, apalagi kedua orang tuamu yang telah 20 tahun membesarkan. Suatu saat kau pasti jadi Orang Besar J Rahmat Tuhan selalu bersamamu, dear.

Adikku sayang, you know so well kan, dengan segenap kekurangan kakakmu ini, semoga kau bisa tetap menerimanya. Caraku memang beda. No cake no gift at your special day but believe it please that I always pray for you, dear.

Semakin bertambah usia, pasti kau semakin dewasa, makin bertanggung jawab atas segala keputusan yang kau pilih. Tentang studimu, kesibukanmu, orang-orang yang dekatmu, masa depanmu. One thing for sure, I wish you all the best, My Bee!

As you who love me more that I imagine, I love you more that you imagine, sista...
But, hey! We don't live in imagination, do we? :D

Kau bilang aku sangat berharga dimatamu, entah kau kaca-matamu salah atau tidak, akupun demikian, kau sangat berharga dalam hidupku. 

Tetaplah menjadi dirimu yang sekarang, sahabat & saudara yang menyenangkan, penuh perhatian dan kasih sayang, daya juang, optimisme, serta segala kebaikan lainnya yang telah mendarah daging dalam dirimu. Tuhan selalu menuntunmu :)

With love,
Pooh. 


0 Responses

Posting Komentar

Pengikut