Om Swastyastu, 
Pertama-tama, saya ingin menyampaikan ucapan Selamat Hari Raya Saraswati kepada sodara-sodara yang merayakan... Semoga ilmu pengetahuan senantiasa mengantarkan kita pada pintu gerbang kebijaksaan. Awignamastu ^.^

Karena atmosfernya masih Hari Raya, jadi postingannya juga rada-rada ya... Hindu banget ya...  Semoga bermanfaat, teman!


         Sebagai seorang siswa/mahasiswa, ada dua pemujaan yang sangat baik untuk dilakukan kita lakukan yakni pemujaan Dewi Saraswati dan Dewa Ganesha. Dalam kesempatan ini, yuuuk kita bahas Pemujaan terhadap Dewi Saraswati.

Kata Saraswai berasal dari urat kata “Sr” yang artinya mengalir. Di dalam kitab suci Weda, Saraswati adalah Dewi Sungai dan Dewi Ucap (pengetahuan dan kebijaksanaan). Ini memberi makna yang dalam bagi para siswa bahwa kita harus senantiasa seperti sungai yang mengalir terus (belajar dari semua kehidupan) apapun yang merintangi dan pada akhirnya sampai di lautan samudra yang luas (Tuhan). Dewi Saraswati juga dianggap sebagaia Dewi Bahasa yaitu penemu bahasa Sansekerta dan huruf Dewanagari, juga sebagai pelindung kesenian (Titib, 2003).


Dewi Saraswati digambarkan sebagai wanita cantik berkulit putih, bersih, perilakunya lemah lembut. Busananya putih gemerlap dan duduk di atas sekuntum  bunga teratai. Beliau digambarkan memiliki empat tangan yang masing-masing memegang vina (sejenis gitar), aksamala (japamala/tasbih), kumbaja (kelopak bunga teratai), dan pustaka (buku suci). Atribut atau laksana lain yang kita jumpai adalah damaru (kendang kecil), pasa (jerat atau simpul/tali), trisula, sankha (terompet dari kerang laut) dan cakram. Di samping itu terdapat pula burung merak dan angsa yang melengkapai atribut Sang Dewi. Namun umumnya Dewi Saraswati memegang vina di tangan kanan depan dengan sikap memegang senar, dangan kanan belakang memegang japamala, dan kiri belakang memegang pustaka.

Adapun makna simbol penggambaran dari Dewi Saraswati, pertama, Dewi yang cantik dengan tubuh dan busana putih bersih berkilau melambangkan bahwa ilmu pengetahuan itu menarik, murni, suci, serta dapat meningkatkan keluhuran budhi manusia. Warna putih merupakan salah satu triguna yaitu sattvam guna yang bermakna ilmu pengetahuan lahir dari sihat satwam, oleh karenanya orang yang tenggelam (mempelajari ilmu pengetahuan) hendaknya memiliki sifat satwam (kebajikan,keluhuran, dan keindahan) Hingga ilmu pengetahuan disebut sebagai sattvam-jnanam.

Simbol kedua, Caturbhuja yakni memiliki empat tangan yang memegang vina, pustaka, aksamala, kelopak teratai. Berdasarkan beberapa buku, yang merupakan pengkajian dari beberapa kitab purana dan  analisa bijak para Rsi, dijelaskan bahwa vina di tangan kanan depan Sang Dewi melambangkan keindahan (melodi) dan hukum Rta (hukum alam). Bahwa saat alam semesta tercipta muncul melodi OM. Suara suci OM adalah suara musik kosmis alam semesta atau musik angkasa atau suara Tuhan. Suara yang sangat suci dan digunakan untuk mengawai setiap mantra.  Aksamala yang dipegang-Nya pada tangan kanan belakang melambangkan konsentrasi dan meditasi. Bagi orang yang mampu berkonsentrasi dan bermeditasi akan memperoleh ilmu pengetahuan tiada batas dan akhir, serta peningkatan kesadaran. Dengan mememang aksamala Dewi Saraswati juga mengajarkan kepada para siswa untuk berjapa, mengulang-ngulang nama suci Tuhan. Pustaka suci yang dipegang-Nya sebagai sumber ilmu pengetahuan dan kebijaksanaan yang patut dicari oleh setiap umat manusia. Tanpa hal ini, kehidupan tidak akan memberi manfaat. Dewi Saraswati yang bertangan empat juga dijelaskan dalam Skanda Purana sebagai Srutilaksana yakni perwujudan kitab suci yang terdiri dari Catur Weda Samhita. Singkatnya Dewi Saraswati melambangkan penguasa atas kitab suci Weda (Catur Weda).

Simbol lainnya adalah wahana Dewi Saraswati digambarkan duduk di atas bunga teratai dengan kendaraan seekor angsa dan merak. Teratai melambangkan kesucian. Hidup di kolam yang berlumpur namun bunganya tak tersentuh oleh kotoran. Ini mengajarkan kepada manusia bagaimana kita hidup dalam lumpur duniawi namun tak terjerumus dalam kotoran tersebut. Angsa melambangkan kecerdasan dan kebijaksanaan, mampu membedakaan mana yang baik dan buruk (viveka). Angsa mampu membedakan sekam dan biji, mampu membedakan susu dan air. Dr. I Made Titib dalam bukunya yang berjudul Purana mengutip pernyataan William Monier bahwa wahana (kendaraan) Dewa Brahma digambarkan sebagai angsa yang berarti jiwa yang agung atau universal. Hendaknya seorang siswa juga memiliki sifat-sifat angsa ini. Burung merak melambangkan egoisme tapi juga memiliki semangat, keindahan, dan kreativitas. Bagi seorang yang memiliki ilmu pengetahuan, ego dapat digantikan dengan kreativitas dan dipenuhi dengan kebijaksanaan hingga menjadi indah dan bijak.

Pemujaan khusus kepada Dewi Saraswati telah umum kita lakukan pada hari raya Saraswati yang jatuh pada Saniscara Umanis Watugungung. Pada hari ini hendaknya siswa/mahasiswa meninggalkan segala aktivitas rutinnya dan dengan khusuk melakukan pemujaan kepada Dewi Saraswati. Umumnya pemujaan menggunakan banten Saraswati. Kita dapat melantunkan mantra berikut:


Om Sarasvati namas tubyam, varade kama rupini
Siddhirambha karisyami, siddhir bhavantu me sada
Pranamya sarva-devas ca, paramatmanam eva ca,
Rupa siddhi prayukta ya Sarasvati namamy aham   
Sarasvati1-2


Om Hyang Widhi dalam wujud-Mu sebagai Dewi Saraswati, pemberi berkah, wujud kasih bagi seorang ibu yang sangat saya dambakan. Semoga segala kegiatan yang hamba lakukan selalu berhasil atas karunia-Mu. Setelah hamba memuja seluruh Dewata dan juga dewata tertinggi (Paramaatma/Parama Siwa), kami memuja-Mu yang maha cantik yang mendorong keberhasilan.”

Dalam cerita Ramayana, saat Sri Rama masih di Gurukula ia bersama sisia lainnya senantiasa memuja Dewi Saraswati dengan Stotra Saraswati sebelum memulai pelajaran. “Aku selalu memohon perlindungan-Mu Oh Tuhan, sumber segala macam ilmu pengetahuan dalam wujud-Mu sebagai Dewi Saraswati yang memakai kalung untaian bunga putih seperti bunga kunda atau bulan atau salju, yang dipuja dengan pakaian putih suci, yang tangan-Nya dihias dengan vina dan sikap tangan memberi rahmat, yang bersinggasana di atas teratai putih. Aku hanya manusia, para Dewa pun memujamu. Semoga dengan pengetahuan  yang kuperoleh dari-Mu aku dapat berkarya demi kebaikan seluruh umat manusia.”

Dalam kekawin Saraswati Puja disarankan untuk memuja Dewi Saraswati dengan sarana bunga yang harum, melalui japa dan dyana dan pengucapan mantra untuk memuji kejayaan beliau. Untuk itu saat pemujaan kepada Dewi Saraswati sangat baik melakukan japa dengan mantra Om Sri Saraswatyai Namah selama beberapa putaran japa (1-10 kali putaran) Ini memberi dampak yang sangat baik bagi mental kita. Puja pribadi seperti ini lebih banyak menekankan makna dan hakikat puja. Ini dapat dilakukan setelah melakukan puja bersama di pura ataupun pada saat Brahma muhurta (waktu subuh). Sepanjang hari pada Saraswati adalah hari yang sangat bertuah, sangat baik melaksanakan japa dan dhyana (perenungan akan kemuliaan serta berkat Beliau). Dibanding bergosip atau melakukan hal-hal yang tidak berguna pada hari ini, lebih baik tenggelam dalam kontemplasi.


Om Shanti, Shanti, Shanti, Om :)

***
Rujukan:

1.      Titib, I.M.DR. 2003. Teologi dan Simbol-Simbol Agama Hindu. Paramita. Surabaya.
2.      Surpi Aryadharma, 2005. Melahirkan Generasi Berkarakter Dewata, Kiat Sukses Siswa Menurut Hindu. Pustaka Bali Post.
5 Responses
  1. Om Swastyastu, Mbak Utha. Makasi ya postingannya. Jadi makin merasa spesial di hari ini. Hehe.. Selamat Hari Raya Saraswati ya Sis! Semoga Sang Hyang Aji Saraswati memberikati!
    Om Shanti Shanti Shanti oM


  2. Wiwin Says:

    saya lihat link nya di fb, ternyata kk utha suka nulis toh :) bagus! inspiratif!

    sukses ya kak moga cpet jd dokter! he he. met saraswati juga kak...


  3. Utha Kefani Says:

    Makasi ya Anggi, Wiwin ^^
    he he semoga bisa bermanfaat.

    Happy Saraswati Day, brother, sister ! :)


  4. Artikelnya bagus, ^^
    Aku liat badge fbnya ikut foto bareng dodok..
    Anak Kisara ya.??
    Salam kenal aja..


  5. Utha Kefani Says:

    Makasi Candra.. ya semoga berguna.
    Iya, itu foto waktu ngemsi sama Kak Dodok di acr HUT Kisara kemarin :) Yup, qta volunteer di Kisara. Candra kok bsa kenal Dodok? Anak IKM juga? Xoxo...jangan2 kita satu kampus tapi............... :DD Salam kenal juga. Makasi dah mampir ke blog'q Candra..


Posting Komentar

Pengikut